cerpen lomba semanis kopi hitam
Semanis Kopi Hitam. Oleh : Hijrah Anggraini Nashuha Kukira kopi itu pahit. Pada kenyataannya memang pahit. Tapi tak kusangka, ternyata kopi tak sepahit kelihatannya. Restoran seberang jalan adalah tujuanku. Sesosok pria nampak jenuh di sana. Menunggu seseorang, dan itu diriku. Kuedarkan pandanganku ke kiri dan ke kanan. Merasa aman untuk menyeberang. Kulangkahkan kaki, sampai kini aku ada di hadapannya. Senyum manis kusuguhkan. "Maaf, aku terlambat!" ujarku. "Hanya maaf saja!" balasnya sinis. "Lalu?" "Sudahlah, lupakan! Silakan duduk," ujarnya mengalah. Aku segera duduk sesuai ucapannya. Kulirik di meja ada secangkir kopi hitam masih penuh dan mengepul. "Kurasa kamu belum lama!" tebakku. "Kenapa begitu?" "Tuh!" jawabku sambil melirik kopi pesannya. "Lupakan kopi, dan masalah waktu! Kita harus bicara tentang hubungan kita Sri!" ujarnya serius. "Memang kenapa? Kita baik-baik saja kan?"