contoh Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembahasannya
Nama : Hijrah Anggraini Nashuha
Prodi : D1 Pajak (PKN STAN)
Kelas : 1-41
No Absen : 17
Tugas Bahasa Indonesia
“Mencari Kesalahan Ejaan dalam Media Massa Cetak”
A. Majalah Media Keuangan, Volume XII / No. 120 / September 2017
Dalam majalah tersebut terdapat beberapa kesalahan ejaan, yaitu :
1. Pada halaman 10 tertulis “Ini adalah untuk subsidi 450 VA(Volt Amper) dan untuk pelanggan 900 Volt Amper meskipun kemarin banyak yang menyampaikan adanya ….”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan penulisan Volt Amper yang seharusnya ditulis volt ampere sesuai dengan PEUBI huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama satuan ukuran.
Selain itu penulisan yang baku adalah ampere.
2. Pada hal 22 tertulis “Itu menjadi resiko-resiko eksternal yang harus kita waspadai supaya ekonomi kita bisa melewati semua tantangan itu”, jelasnya.”
Pada tulisan tersebut terdapat dua kesalahan ejaan yaitu penulisan resiko-resiko yang seharusnya ditulis risiko-risiko yang merupakan kata baku. Selain itu, terdapat kesalahan penggunaan tanda koma (,). Penulisan “… tantangan itu”, jelasnya. seharusnya ditulis dengan “… tantangan itu,” jelasnya. Sesuai dengan PEUBI tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
3. Pada halaman 26 tertulis “Bentuk komitmen kami adalah dengan mengalokasikan tambahan belanja beberapa kementrian/lembaga melalui Kemenpora (Inasgoc), TVRI, dan Kominfo guna mensukseskan pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan mensukseskan karena sesuai dengan PEUBI untuk kata dengan awalan K, T, S, dan P yang mendapat imbuhan me- menjadi luluh sehingga yang benar adalah menyukseskan.
4. Pada halaman 28 tertulis “Ada juga anak dengan keterbatasan fisik atau panca indera seperti tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa.”
Pada tulisan tersebut terdapat dua kesalahan, kesalahan ejaan tersebut meliputi :
a. Penulisan panca indera seharusnya pancaindra, penulisan indera yang baku adalah indra dan sesuai dengan PUEBI bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya sehingga yang benar adalah pancaindra.
b. Penulisan tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa seharusnya digabung menjadi tunarungu, tunanetra dan tuna daksa. Hal tersebut sesuai dengan PEUBI bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
5. Pada halaman 29 tertulis “ Kemudian cara-cara tersebut bisa dipraktekkan dan dilatih sendiri di rumah sesuai arahan dari terapis.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan dipratekkan yang seharusnya ditulis dengan dipraktikkan. Hal itu karena kata dasar praktek yang baku adalah praktik.
6. Pada halaman 35 tertulis “Termasuk apabila saya harus bekerja dirumah di hari Sabtu dan Minggu untuk menyelesaikan pekerjaan kantor.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan dirumah seharusnya ditulis di rumah. Sesuai dengan PEUBI kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Penulisan di menunjukkan tempat sehingga penulisan harus dipisah.
7. Pada halaman 37 tertulis “Salah satunya disebabkan keberadaan bulan Ramadhan yang mendorong peningkatan konsumsi makanan dan minuman.
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan Ramadhan yang seharusnya ditulis dengan Ramadhan. Ramadhan itu kata tidak baku dan kata bakunya adalah Ramadan.
8. Pada halaman 40 tertulis “Indonesia memasuki babak baru kerjasama perdagangan bebas dengan Negara tertangga.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan kerjasama yang seharusnya ditulis dengan kerja sama. Sesuai dengan PEUBI penulisan kata majemuk termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
9. Pada halaman 50 tertulis “Menghabiskan masa kecil di kota Ngawi membuatnya tak memiliki banyak pilihan permainan, selain mengandalkan alam sekitar.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan penggunaan huruf kapital. Penulisan kota Ngawi seharusnya ditulis Kota Ngawi. Hal itu sesuai dengan PEUBI huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Kecuali jika kota tidak diikuti nama kotanya, maka kota ditulis kecil.
B. Majalah Media Defis, Edisi XVI tahun 2017
1. Pada halaman 8 tertulis “Sosialisasi ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada para kepala daerah dan pejabat di jajaran pemerintah daerah mengenai kebijakan dan ….”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan mengkomunikasikan karena sesuai dengan PEUBI untuk kata dengan awalan K, T, S, dan P yang mendapat imbuhan me- menjadi luluh sehingga yang benar adalah mengomunikasikan.
2. Pada halaman 23 tertulis “…. meningkatkan derajat transparansi dan akuntanbilitas desa.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan akuntanbilitas seharusnya ditulis akuntabilitas karena kata baku dari akuntanbilitas adalah akuntabilitas.
3. Pada halaman 27 tertulis “Kami berjumpa dengan penduduk lokal dan menghabiskan waktu bercengkrama dengan mereka.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan bercengkrama seharusnya ditulis bercengkerama. Karena kata baku dari cengkrama adalah cengkerama.
4. Pada halaman 38 tertulis “Selain menawarkan solusi konkrit untuk mengatasi kemacetan, MRT juga mempunyai multiplier effect. “
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan konkrit seharusnya ditulis konkret. Karena kata baku dari konkrit adalah konkret.
5. Pada halaman 50 tertulis “ketika datang seruan sholat, jutaan manusia seketika membentuk barisan yang sangat rapi di manapun posisi semula.
Pada tulisan tersebut terdapat dua kesalahan, kesalahan ejaan tersebut meliputi :
a. Penulisan sholat seharusnya salat. Karena kata baku dari sholat adalah salat. Hal itu sesuai dengan PEUBI bahwa unsur serapan bahasa Arab dari sad menjadi s.
b. Penulisan di manapun seharusnya ditulis terpisah menjadi di mana pun. Hal tersebut sesuai dengan PEUBI partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
nah itu tugas saya sebagai seorang mahasiswa, jadi kalau masih ada yang salah... koment please, diskusi bareng... :-)
Prodi : D1 Pajak (PKN STAN)
Kelas : 1-41
No Absen : 17
Tugas Bahasa Indonesia
“Mencari Kesalahan Ejaan dalam Media Massa Cetak”
A. Majalah Media Keuangan, Volume XII / No. 120 / September 2017
Dalam majalah tersebut terdapat beberapa kesalahan ejaan, yaitu :
1. Pada halaman 10 tertulis “Ini adalah untuk subsidi 450 VA(Volt Amper) dan untuk pelanggan 900 Volt Amper meskipun kemarin banyak yang menyampaikan adanya ….”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan penulisan Volt Amper yang seharusnya ditulis volt ampere sesuai dengan PEUBI huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama satuan ukuran.
Selain itu penulisan yang baku adalah ampere.
2. Pada hal 22 tertulis “Itu menjadi resiko-resiko eksternal yang harus kita waspadai supaya ekonomi kita bisa melewati semua tantangan itu”, jelasnya.”
Pada tulisan tersebut terdapat dua kesalahan ejaan yaitu penulisan resiko-resiko yang seharusnya ditulis risiko-risiko yang merupakan kata baku. Selain itu, terdapat kesalahan penggunaan tanda koma (,). Penulisan “… tantangan itu”, jelasnya. seharusnya ditulis dengan “… tantangan itu,” jelasnya. Sesuai dengan PEUBI tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
3. Pada halaman 26 tertulis “Bentuk komitmen kami adalah dengan mengalokasikan tambahan belanja beberapa kementrian/lembaga melalui Kemenpora (Inasgoc), TVRI, dan Kominfo guna mensukseskan pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan mensukseskan karena sesuai dengan PEUBI untuk kata dengan awalan K, T, S, dan P yang mendapat imbuhan me- menjadi luluh sehingga yang benar adalah menyukseskan.
4. Pada halaman 28 tertulis “Ada juga anak dengan keterbatasan fisik atau panca indera seperti tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa.”
Pada tulisan tersebut terdapat dua kesalahan, kesalahan ejaan tersebut meliputi :
a. Penulisan panca indera seharusnya pancaindra, penulisan indera yang baku adalah indra dan sesuai dengan PUEBI bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya sehingga yang benar adalah pancaindra.
b. Penulisan tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa seharusnya digabung menjadi tunarungu, tunanetra dan tuna daksa. Hal tersebut sesuai dengan PEUBI bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
5. Pada halaman 29 tertulis “ Kemudian cara-cara tersebut bisa dipraktekkan dan dilatih sendiri di rumah sesuai arahan dari terapis.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan dipratekkan yang seharusnya ditulis dengan dipraktikkan. Hal itu karena kata dasar praktek yang baku adalah praktik.
6. Pada halaman 35 tertulis “Termasuk apabila saya harus bekerja dirumah di hari Sabtu dan Minggu untuk menyelesaikan pekerjaan kantor.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan dirumah seharusnya ditulis di rumah. Sesuai dengan PEUBI kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Penulisan di menunjukkan tempat sehingga penulisan harus dipisah.
7. Pada halaman 37 tertulis “Salah satunya disebabkan keberadaan bulan Ramadhan yang mendorong peningkatan konsumsi makanan dan minuman.
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan Ramadhan yang seharusnya ditulis dengan Ramadhan. Ramadhan itu kata tidak baku dan kata bakunya adalah Ramadan.
8. Pada halaman 40 tertulis “Indonesia memasuki babak baru kerjasama perdagangan bebas dengan Negara tertangga.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan kerjasama yang seharusnya ditulis dengan kerja sama. Sesuai dengan PEUBI penulisan kata majemuk termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
9. Pada halaman 50 tertulis “Menghabiskan masa kecil di kota Ngawi membuatnya tak memiliki banyak pilihan permainan, selain mengandalkan alam sekitar.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan penggunaan huruf kapital. Penulisan kota Ngawi seharusnya ditulis Kota Ngawi. Hal itu sesuai dengan PEUBI huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Kecuali jika kota tidak diikuti nama kotanya, maka kota ditulis kecil.
B. Majalah Media Defis, Edisi XVI tahun 2017
1. Pada halaman 8 tertulis “Sosialisasi ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada para kepala daerah dan pejabat di jajaran pemerintah daerah mengenai kebijakan dan ….”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan mengkomunikasikan karena sesuai dengan PEUBI untuk kata dengan awalan K, T, S, dan P yang mendapat imbuhan me- menjadi luluh sehingga yang benar adalah mengomunikasikan.
2. Pada halaman 23 tertulis “…. meningkatkan derajat transparansi dan akuntanbilitas desa.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan akuntanbilitas seharusnya ditulis akuntabilitas karena kata baku dari akuntanbilitas adalah akuntabilitas.
3. Pada halaman 27 tertulis “Kami berjumpa dengan penduduk lokal dan menghabiskan waktu bercengkrama dengan mereka.”
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan bercengkrama seharusnya ditulis bercengkerama. Karena kata baku dari cengkrama adalah cengkerama.
4. Pada halaman 38 tertulis “Selain menawarkan solusi konkrit untuk mengatasi kemacetan, MRT juga mempunyai multiplier effect. “
Pada tulisan tersebut terdapat kesalahan ejaan yaitu penulisan konkrit seharusnya ditulis konkret. Karena kata baku dari konkrit adalah konkret.
5. Pada halaman 50 tertulis “ketika datang seruan sholat, jutaan manusia seketika membentuk barisan yang sangat rapi di manapun posisi semula.
Pada tulisan tersebut terdapat dua kesalahan, kesalahan ejaan tersebut meliputi :
a. Penulisan sholat seharusnya salat. Karena kata baku dari sholat adalah salat. Hal itu sesuai dengan PEUBI bahwa unsur serapan bahasa Arab dari sad menjadi s.
b. Penulisan di manapun seharusnya ditulis terpisah menjadi di mana pun. Hal tersebut sesuai dengan PEUBI partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
nah itu tugas saya sebagai seorang mahasiswa, jadi kalau masih ada yang salah... koment please, diskusi bareng... :-)
Comments
Post a Comment