Menolong itu tabungan menuju surga cerpen
Menolong itu tabungan menuju surga
karya : Hijrah Anggraini Nashuha
“Membantu sesama manusia itu wajib sesama umat Islam, jika kita mampu. Kalau tidak mampu doakan supaya seseorang yang terkena musibah itu bisa menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Dengan berdoa kita sudah membantu orang lain. Di dalam hadist jug diterangkan bahwa melepaskan satu kesusahan orang mukmin, pasti Allah kan melepaskan satu kesusahan baginya di akhirat”, kata Kea.
Seorang gadis mojan sunda berjilbab lebar dengan logat khasnya itu berkata panjang lebar pada kedua temannya. Sementara itu kedua temannya Tera dan Eja hanya melongo mendengarkan temannya menasehati mereka terutama untuk Tera gadis manja dan selalu update tentang gadget bahkan ia dijuluki miss socmed. Berbeda dengan Tera , Eja tidak begitu update socmed, ia juga berjilbab hanya saja tidak selebar Kea. Bahkan ia termasuk gadis yang pintar dan kutu buku. Bisa dilihat dari kacamatanya yang tebal.
‘Kenapa Cuma diam paham nggak? Kalau nggak ngerti aku jelasin lagi!”. Dengan serentak Tera dan Eja berkata “paham, nggak usah dijelasin lagi”. Ya kalau bilang belum pasti bakal dijelasin lagi sampai ngantuk-ngantuk. Cuma gara-gara tadi Tera dimintain tolong bawa jus ke meja, nggak mau kayak gini deh jadinya. Ya itulah persahabatan 3 gadis yang sedang menempuh pembelajaran di universitas terkenal di Jakarta. Mereka satu angkatan dan satu jurusan yaitu matematika. Mereka masih semester 1, masih waktu adaptasi buat semuanya , masa-masa awal perjuangan sebagai mahasiswa. Ngerjain tugs bersama deadline 3 hari nulis pakai tangan soal Cuma sepuluh tapi jawabannya bikin tangan gemetaran, mata panda, tapi lumayan buat update status socmed, terutam Tera miss socmed.
“Eh, by the way Dilan sama Adi kemana? Biasanya kalau istirahat ke kantin” Celetuk Tera.
“Duuuaarrr....”. “mati loe.. mati loe... . monyong, sialan lu di, ngagetin orang kira-kira dong, kalau gue jantungan gimana?” Ucap Tera .
“ye ilah elu, tadi gue denger nyariin gue, giliran di sini dimarahin”, kata Adi.
“Ye.. siapa yang cariin elu”.
“Eh udah dong Tera ngomongnya yang sopan dong!” kata Kea.
“Iya kasihan tu Adi jadi galau karena kamu marahin, Hihihi..” timpal Eja.
“Oh iya Dilan kamu udah ngerjain tugas dari dosen belum?” Tanya Eja.
“Ye lu mau nyontek ya...?” tanya Adi.
“Ya enggaklah aku kan rajin Cuma tanya kali” jawab Eja.
“Tenang aja udah kok”, jawab Dilan seorang anak dari Sumatra yang sekarang lagi ng-kost di Jakarta buat kuliah.
“Hari ini kita jalan-jalan yuk”, kata Tera.
“Nanti gue traktir makan deh”.
“Nggak ah aku mau baca buku aja, aku punya buku baru yang harus di baca”, kata Kea.
“Ah Kea kok gitu sih, ikut aja mumpung ada yang mau traktir” kata Adi. “Iya ikut aja”, ucap Eja.
“Dilan ikut nggak?”.
“Aku sih mau- mau aja di kost kan nggak ada yang traktir”jawab Dilan .
“Tuh tinggal kamu aja, mau ya?”, bujuk Eja.
“aku bilang nggak mau ya nggak mau”, kata Kea ngambek.
“Uh Kea kok ngambek, gini aja kalau yang lain Cuma ditraktir kamu aku beliin buku, mau nggk? Bujuk Tera.
Mendengar kata buku Kea langsung mengangguk sambil senyum.
“Aku juga mau”, kata Eja.
”Hufftt... boros.. boros... ya udah deh nggak apa- apa demi sahabatku tersayang.
“Emang mau kemana sih jalan-jalannya?” Tanya Dilan.
“Mau ke mall,jawab Tera.
"Nggak mau, masak iya ke mall, trus aku sama Dilan ngapain? Jadi body guard kalian? OMG emang gue cowok apaan? gue nggak setuju yang lain aja", kata Adi.
"Ye elo kok sewot, kan gue yang ngajak, gue yang traktir, suka-suka gue dong, wleee....! Kea sama Eja mau kan?" tanya Tera.
"ngikut aja deh" kata Kea.
"Gue tetep nggak setuju!" Kukuh Adi.
"Gini aja cari jalan tengahnya kita ke mall.....",
"nggak mau!" potong Adi.
"Belum selesai" kata Dilan.
"Kalau orang bicara di dengerin dulu kebiasaan sih Adi", kata Kea.
"Nanti kalian bertiga jalan-jalan sendiri, beli baju beli buku beli apa aja sendiri, nah aku sama Adi di tempat permainan sambil nunggu kalian terus makan bareng terus kita pulang deh,, setuju?" tanya Dilan. Semuanya bilang setuju.
"Kalau semua setuju let's go..!" kata Eja. Mereka segera OTW menuju mall, setelah sampai di mall 3 cewek itu langsung hunting barang-barang biasalah jiwa melanja mereka bangkit, setelah hampir 5 bulan berkutat dengan tugas sebagai mahasiswa baru.
"Eh, tungguin dong" kata Adi.
"Ye, elu kan beda jalan sama kita so bye.. Bye..." ucap Tera. Hahaha...merekapun pergi meninggalkan Dilan dan Adi.
"Kea, baju itu bagus ya?" tunjuk Tera pada salah satu baju yang dipajang.
"Husshh, Tera baju itu terlalu terbuka, kalau kamu belum siap berjilbab, seenggaknya pakai baju yang sopan,beli yang lain yang lebih tertutup", titah Kea.
"Tapi itu bagus Kea", kata Eja. Tera hanya mengangguk.
"Kita sebagai umat Islam harus menutup aurat kita, supaya laki laki tidak tergoda, kamu mau dilihatin cowok terus sambil mikirin mesum tentang kamu cuma gara-gara kau pakai baju yang minim?" tanya Kea. Tera dan Eja serempak menjawab tidak.
"Ya udah deh nggak jadi beli", kata Tera lesu. "Toh baju tertutup sekarang kan banyak yang modis", timpal Eja.
"Ke tempat buku yuk, kan tadi Tera mau beliin buku", ajak Eja.
"Hehe.. Iya ya hampir aja lupa untung belum beli baju", kata Tera. "Kamu kan punya banyak uang ngapain bingung?" tanya Eja.
"Iya emang tapi itu kan hasil jerih payah orangtuaku masak iya aku hambur-hamburin gitu aja", kata Tera. "Sejak kapan nih miss socmed peduli sama kayak gituan?" sindir Eja.
"Udah.. Udah...bukannnya itu hal yang baik ja, kita ke tempat buku aja ayo..!" lerai Kea.
Mereka lalu menuju tempat penjualan buku .
"Aaaa.... Buku itu karya penulis terkenal di Indonesia", teriak Eja kegirangan. Membuat Kea dan Tera terlonjak kaget.
"Eja, nggak usah teriak - teriak dong, kan malu dilihatin orang", kata Kea.
"Hehe... Maaf, habisnya excited banget lihat buku itu kea, Tera aku beliin buku itu ya?" tanya Eja pada Tera.
"Ok...! Kamu mau beli yang mana Kea", tanya Tera pada Kea.
"Tunggu dulu yah, aku pilih-pilih dulu", jawab Kea. Mereka berkeliling tempat buku, yang sudah seperti perpustakaan.
"Nah aku menemukannya", ucap Kea. Setelah hampir setengah jam berkeliling. "Buku apa sih lama banget carinya?", tanya Eja.
"Buku Islam", kata Kea.
"Buku Islam lagi, kamu kan udah pinter Kea", kata Tera.
"Allah memerintahkan kita untuk selalu menuntut ilmu sejak buaian sampai ke liang lahat, jadi mumpung kita masih bisa harus tetep belajar, jujur aja ilmuku belum seberapa, jika dibandingkan tokoh- tokoh Islam", kata Kea .
"Oh, gitu yah? Berarti kalau aku beliin kamu buku aku juga dapat pahala ya? Kan aku bantuin kamu buat belajar", kata Tera.
"Iya tera, menolong orang lain itu hal yang baik dan pasti dapat pahala, asalkan kamu ikhlas", jawab Kea gemas pada temannya ini.
"Aku juga mau beli buku deh biar pinter", kata Tera semangat.
"Kalau aku nanti pinjem kalian aja, jadi pinter aku dobel, pinter dunia dan akhirat,, hehe..." kata Eja. "Huuu... maunya enak trus", jawab Tera.
"Hidup itu harus enak bro", jawab Eja. "Udah- udah, Tera ini cepet dibayar aku sms Dilan dulu kalau kita udah selesai, supaya nanti di restorannya bisa bareng", kata Kea . "Ok", jawab Tera.
Sementara itu Dilan dan Adi yang ditinggal belanja. Menuju tempat permainan.
"Eh... Kok kita misah sih sama mereka?" tanya Adi.
"Emang kenapa.?" Jawab Dilan.
"Kan kita mau dibayarin sama Tera, nanti kalau main game siapa yang bayar, aduh gimana dong?" tanya Adi galau.
"Kamu kan punya uang, ya dipakai ngapa.?" kata Dilan. "Iya tapi kan.....", "Udah nggak ada tapi-tapian", potong Dilan. Mereka lalu main game , di tengah- tengah asyiknya main game tiba-tiba ada anak perempuan kira-kira usianya 4 tahun sedang menangis.
"Hiks....hiks... Ibu......" "Eh, adik manis kenapa nangis.? Cup... Cup... Cup... ", kata Adi menenangkan.
"Huwaa.... Huwa......" bukannya diam anak itu justru nangis tambah keras dan membuat Adi jadi panik. "Dilan gimana dong, entar dikira orang gue lagi yang bikin nangis nih anak", tanya Adi pada Dilan.
"Adik udahnya jangan nangis, entar kakak bantu cariin ibunya", kata Dilan lembut. mendengar itu sang anak berangsur-angsur diam.
"Adik namanya siapa.?" tanya Dilan.
"Aa...ni..." Jawab anak itu. "Ibunya namanya siapa?" Ibu Susi.
"Adik jangan takut sama kakak, nama kakak Dilan ini temen kakak namanya Adi, ayo kakak anter ke tempat pengumuman",
"i.. Ya..." Jawab Ani masih cegukan. "Eh elo yakin mau cariin ibunya nih anak, kalau nggak ketemu gimana?" bisik Adi pada Dilan. "Tenang aja niat baik insyaallah ada jalan", jawab Dilan pasti.
"Ayo Ani", ajak Dilan. Mereka menuju tempat pengumuman, sekilas Dilan melihat Ani sedang melihat eskrim. "Ani mau eskrim?" tanya Dilan. Ani hanya mengangguk. "Mau rasa apa?".
"Strawbery", jawab Ani. "Ya udah tunggu dulu ya, Adi beliin eskrim rasa strowberry buat Ani", kata Dilan. "Mana uangnya?" tanya Adi. "Pakai uang kamu dulu nanti sampai kost-kostan aku ganti", jawab Dilan. "Okee.." tak selang lama Dilan kembali .
"Kok beli tiga?" tanya Dilan. "Hehe.. Kan aku juga mau, nah ini buat Ani, ini buat Dilan, dan ini buat aku", kata Adi. "Makasih kak Adi", kata Ani.
"Iya adik manis". "Udah yuk lanjut", kata Dilan.
Sesampainya di tempat pengumuman.
"Ibu........". "Ani sayang kamu kemana aja, ibu kawatir sama kamu", kata ibu Ani sambil memeluknya.
"Maaf bu tadi Ani lihat eskrim, trus nggak taunya ibu udah pergi", jawab Ani. "Ya udah, jangan diulangi lagi, kalau mau eskrim bilang sama ibu", Ani hanya mengangguk sambil makan eskrimnya.
"Terima kasih ya mas.... Udah nolongin anak saya dibeliin eskrim pula, perkenalkan saya Susi ibunya", kata bu Susi.
"Iya bu, sama-sama saya ikhlas kok", jawab Dilan. "Eiitttsss, aku juga nolong tau, yang bener itu kita ikhlas, hehe", celetuk Adi. Ada sms masuk di hp Dilan dari Kea. Dilan kita udah selesai, cepet ke restoran mau makan nggak?.
"Bu, kami permisi dulu, udah ditunggu teman, ayo Adi Kea udah sms katanya udah selesai", kata Dilan. "Oh ya udah, permisi dulu ya bu... Da.. Dah... Adik manis", kata Adi sambil melambaikan tangan, Ani membalasnya.
"Eh, nak Dilan ini ada kue nanti dimakan sama temen-temen", kata bu Susi. "Nggak usah bu", kata Dilan. "Rejeki itu nggak boleh ditolak, kata Adi sambil menerima kotak kue. "Makasih ya bu", kata Adi.
"Permisi", kata mereka bersamaan. Mereka segera menuju restoran.
Setibanya di restoran ternyata Kea, Eja dan Tera sudah di sana. Adi dan Dilan menghampiri mereka. "Kok lama banget sih? udah laper tau nunggu kalian", kata Eja.
"Maaf tadi nolongin anak manis dulu cari ibunya", kata Adi. "Terus udah ketemu belum", tanya Kea kawatir. "tenang aja udah kok", jawab Dilan.
"Lihat nih dikasih kue juga malah", kata Adi sambil mengangkat kotak kue yang dibawa.
"Yah udah cepet duduk kita makan bareng", kata Eja. Mereka akhirnya makan bareng dan setelah kenyang mereka pulang naik mobil Tera, dengan Tera sebagai sopirnya, uppss.... salah maksudnya pengemudinya, maklum cuma Tera yang bisa mengemudi mobil. Mereka saling bercerita tentang berbagai hal sampai mereka tertawa berbahak- bahak.
Di lampu merah ada seorang pengemis yang meminta kepada mereka. "mbak mas tolong saya, anak saya kelaparan belum makan dari pagi", kata si pengemis. Mereka merasa iba, dan memberikan kue dari ibu Susi tadi dan memberikan sedikit uang. "Ini bu ada kue dan sedikit rejeki semoga bermanfaat", kata Kea.
"Terimakasih mbak, semoga mendapat balasan dari yang di atas" jawab si pengemis. Lampu berganti hijau. "mari bu", kata Kea. Mobil kembali meluncur ke jalan.
"Kok dikasih uang segala sih kan mintanya cuma makanan?" tanya Tera. "Kasihan tau", jawab Eja. "Siapa tahu kalau dia bohong, kan sekarang banyak pengemis yang ternyata itu kaya", argumen Tera.
"Jangan suudzon kayak gitu, emang bener kita nggak tau dia bohong atau nggak, tapi sebagai sesama manusia kita harus tetap menolong orang yang kesusahan", nasihat Kea. "Yuppsss betul sekali", kata Dilan. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing - masing diantar oleh Tera. Hari itu jalan- jalan yang berkenang untuk mereka. Semua kisah yang terjadi hari itu menjadi pelajaran bagi mereka bahwa berbuat kebaikan itu selalu ada jalan, menuntut ilmu itu sebuah kewajiban dan menolong sesama manusia itu merupakan tabungan menuju surga. Oleh karena itu kita harus senantiasa berbuat baik selama nafas ini masih berhembus.
End
karya : Hijrah Anggraini Nashuha
“Membantu sesama manusia itu wajib sesama umat Islam, jika kita mampu. Kalau tidak mampu doakan supaya seseorang yang terkena musibah itu bisa menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Dengan berdoa kita sudah membantu orang lain. Di dalam hadist jug diterangkan bahwa melepaskan satu kesusahan orang mukmin, pasti Allah kan melepaskan satu kesusahan baginya di akhirat”, kata Kea.
Seorang gadis mojan sunda berjilbab lebar dengan logat khasnya itu berkata panjang lebar pada kedua temannya. Sementara itu kedua temannya Tera dan Eja hanya melongo mendengarkan temannya menasehati mereka terutama untuk Tera gadis manja dan selalu update tentang gadget bahkan ia dijuluki miss socmed. Berbeda dengan Tera , Eja tidak begitu update socmed, ia juga berjilbab hanya saja tidak selebar Kea. Bahkan ia termasuk gadis yang pintar dan kutu buku. Bisa dilihat dari kacamatanya yang tebal.
‘Kenapa Cuma diam paham nggak? Kalau nggak ngerti aku jelasin lagi!”. Dengan serentak Tera dan Eja berkata “paham, nggak usah dijelasin lagi”. Ya kalau bilang belum pasti bakal dijelasin lagi sampai ngantuk-ngantuk. Cuma gara-gara tadi Tera dimintain tolong bawa jus ke meja, nggak mau kayak gini deh jadinya. Ya itulah persahabatan 3 gadis yang sedang menempuh pembelajaran di universitas terkenal di Jakarta. Mereka satu angkatan dan satu jurusan yaitu matematika. Mereka masih semester 1, masih waktu adaptasi buat semuanya , masa-masa awal perjuangan sebagai mahasiswa. Ngerjain tugs bersama deadline 3 hari nulis pakai tangan soal Cuma sepuluh tapi jawabannya bikin tangan gemetaran, mata panda, tapi lumayan buat update status socmed, terutam Tera miss socmed.
“Eh, by the way Dilan sama Adi kemana? Biasanya kalau istirahat ke kantin” Celetuk Tera.
“Duuuaarrr....”. “mati loe.. mati loe... . monyong, sialan lu di, ngagetin orang kira-kira dong, kalau gue jantungan gimana?” Ucap Tera .
“ye ilah elu, tadi gue denger nyariin gue, giliran di sini dimarahin”, kata Adi.
“Ye.. siapa yang cariin elu”.
“Eh udah dong Tera ngomongnya yang sopan dong!” kata Kea.
“Iya kasihan tu Adi jadi galau karena kamu marahin, Hihihi..” timpal Eja.
“Oh iya Dilan kamu udah ngerjain tugas dari dosen belum?” Tanya Eja.
“Ye lu mau nyontek ya...?” tanya Adi.
“Ya enggaklah aku kan rajin Cuma tanya kali” jawab Eja.
“Tenang aja udah kok”, jawab Dilan seorang anak dari Sumatra yang sekarang lagi ng-kost di Jakarta buat kuliah.
“Hari ini kita jalan-jalan yuk”, kata Tera.
“Nanti gue traktir makan deh”.
“Nggak ah aku mau baca buku aja, aku punya buku baru yang harus di baca”, kata Kea.
“Ah Kea kok gitu sih, ikut aja mumpung ada yang mau traktir” kata Adi. “Iya ikut aja”, ucap Eja.
“Dilan ikut nggak?”.
“Aku sih mau- mau aja di kost kan nggak ada yang traktir”jawab Dilan .
“Tuh tinggal kamu aja, mau ya?”, bujuk Eja.
“aku bilang nggak mau ya nggak mau”, kata Kea ngambek.
“Uh Kea kok ngambek, gini aja kalau yang lain Cuma ditraktir kamu aku beliin buku, mau nggk? Bujuk Tera.
Mendengar kata buku Kea langsung mengangguk sambil senyum.
“Aku juga mau”, kata Eja.
”Hufftt... boros.. boros... ya udah deh nggak apa- apa demi sahabatku tersayang.
“Emang mau kemana sih jalan-jalannya?” Tanya Dilan.
“Mau ke mall,jawab Tera.
"Nggak mau, masak iya ke mall, trus aku sama Dilan ngapain? Jadi body guard kalian? OMG emang gue cowok apaan? gue nggak setuju yang lain aja", kata Adi.
"Ye elo kok sewot, kan gue yang ngajak, gue yang traktir, suka-suka gue dong, wleee....! Kea sama Eja mau kan?" tanya Tera.
"ngikut aja deh" kata Kea.
"Gue tetep nggak setuju!" Kukuh Adi.
"Gini aja cari jalan tengahnya kita ke mall.....",
"nggak mau!" potong Adi.
"Belum selesai" kata Dilan.
"Kalau orang bicara di dengerin dulu kebiasaan sih Adi", kata Kea.
"Nanti kalian bertiga jalan-jalan sendiri, beli baju beli buku beli apa aja sendiri, nah aku sama Adi di tempat permainan sambil nunggu kalian terus makan bareng terus kita pulang deh,, setuju?" tanya Dilan. Semuanya bilang setuju.
"Kalau semua setuju let's go..!" kata Eja. Mereka segera OTW menuju mall, setelah sampai di mall 3 cewek itu langsung hunting barang-barang biasalah jiwa melanja mereka bangkit, setelah hampir 5 bulan berkutat dengan tugas sebagai mahasiswa baru.
"Eh, tungguin dong" kata Adi.
"Ye, elu kan beda jalan sama kita so bye.. Bye..." ucap Tera. Hahaha...merekapun pergi meninggalkan Dilan dan Adi.
"Kea, baju itu bagus ya?" tunjuk Tera pada salah satu baju yang dipajang.
"Husshh, Tera baju itu terlalu terbuka, kalau kamu belum siap berjilbab, seenggaknya pakai baju yang sopan,beli yang lain yang lebih tertutup", titah Kea.
"Tapi itu bagus Kea", kata Eja. Tera hanya mengangguk.
"Kita sebagai umat Islam harus menutup aurat kita, supaya laki laki tidak tergoda, kamu mau dilihatin cowok terus sambil mikirin mesum tentang kamu cuma gara-gara kau pakai baju yang minim?" tanya Kea. Tera dan Eja serempak menjawab tidak.
"Ya udah deh nggak jadi beli", kata Tera lesu. "Toh baju tertutup sekarang kan banyak yang modis", timpal Eja.
"Ke tempat buku yuk, kan tadi Tera mau beliin buku", ajak Eja.
"Hehe.. Iya ya hampir aja lupa untung belum beli baju", kata Tera. "Kamu kan punya banyak uang ngapain bingung?" tanya Eja.
"Iya emang tapi itu kan hasil jerih payah orangtuaku masak iya aku hambur-hamburin gitu aja", kata Tera. "Sejak kapan nih miss socmed peduli sama kayak gituan?" sindir Eja.
"Udah.. Udah...bukannnya itu hal yang baik ja, kita ke tempat buku aja ayo..!" lerai Kea.
Mereka lalu menuju tempat penjualan buku .
"Aaaa.... Buku itu karya penulis terkenal di Indonesia", teriak Eja kegirangan. Membuat Kea dan Tera terlonjak kaget.
"Eja, nggak usah teriak - teriak dong, kan malu dilihatin orang", kata Kea.
"Hehe... Maaf, habisnya excited banget lihat buku itu kea, Tera aku beliin buku itu ya?" tanya Eja pada Tera.
"Ok...! Kamu mau beli yang mana Kea", tanya Tera pada Kea.
"Tunggu dulu yah, aku pilih-pilih dulu", jawab Kea. Mereka berkeliling tempat buku, yang sudah seperti perpustakaan.
"Nah aku menemukannya", ucap Kea. Setelah hampir setengah jam berkeliling. "Buku apa sih lama banget carinya?", tanya Eja.
"Buku Islam", kata Kea.
"Buku Islam lagi, kamu kan udah pinter Kea", kata Tera.
"Allah memerintahkan kita untuk selalu menuntut ilmu sejak buaian sampai ke liang lahat, jadi mumpung kita masih bisa harus tetep belajar, jujur aja ilmuku belum seberapa, jika dibandingkan tokoh- tokoh Islam", kata Kea .
"Oh, gitu yah? Berarti kalau aku beliin kamu buku aku juga dapat pahala ya? Kan aku bantuin kamu buat belajar", kata Tera.
"Iya tera, menolong orang lain itu hal yang baik dan pasti dapat pahala, asalkan kamu ikhlas", jawab Kea gemas pada temannya ini.
"Aku juga mau beli buku deh biar pinter", kata Tera semangat.
"Kalau aku nanti pinjem kalian aja, jadi pinter aku dobel, pinter dunia dan akhirat,, hehe..." kata Eja. "Huuu... maunya enak trus", jawab Tera.
"Hidup itu harus enak bro", jawab Eja. "Udah- udah, Tera ini cepet dibayar aku sms Dilan dulu kalau kita udah selesai, supaya nanti di restorannya bisa bareng", kata Kea . "Ok", jawab Tera.
Sementara itu Dilan dan Adi yang ditinggal belanja. Menuju tempat permainan.
"Eh... Kok kita misah sih sama mereka?" tanya Adi.
"Emang kenapa.?" Jawab Dilan.
"Kan kita mau dibayarin sama Tera, nanti kalau main game siapa yang bayar, aduh gimana dong?" tanya Adi galau.
"Kamu kan punya uang, ya dipakai ngapa.?" kata Dilan. "Iya tapi kan.....", "Udah nggak ada tapi-tapian", potong Dilan. Mereka lalu main game , di tengah- tengah asyiknya main game tiba-tiba ada anak perempuan kira-kira usianya 4 tahun sedang menangis.
"Hiks....hiks... Ibu......" "Eh, adik manis kenapa nangis.? Cup... Cup... Cup... ", kata Adi menenangkan.
"Huwaa.... Huwa......" bukannya diam anak itu justru nangis tambah keras dan membuat Adi jadi panik. "Dilan gimana dong, entar dikira orang gue lagi yang bikin nangis nih anak", tanya Adi pada Dilan.
"Adik udahnya jangan nangis, entar kakak bantu cariin ibunya", kata Dilan lembut. mendengar itu sang anak berangsur-angsur diam.
"Adik namanya siapa.?" tanya Dilan.
"Aa...ni..." Jawab anak itu. "Ibunya namanya siapa?" Ibu Susi.
"Adik jangan takut sama kakak, nama kakak Dilan ini temen kakak namanya Adi, ayo kakak anter ke tempat pengumuman",
"i.. Ya..." Jawab Ani masih cegukan. "Eh elo yakin mau cariin ibunya nih anak, kalau nggak ketemu gimana?" bisik Adi pada Dilan. "Tenang aja niat baik insyaallah ada jalan", jawab Dilan pasti.
"Ayo Ani", ajak Dilan. Mereka menuju tempat pengumuman, sekilas Dilan melihat Ani sedang melihat eskrim. "Ani mau eskrim?" tanya Dilan. Ani hanya mengangguk. "Mau rasa apa?".
"Strawbery", jawab Ani. "Ya udah tunggu dulu ya, Adi beliin eskrim rasa strowberry buat Ani", kata Dilan. "Mana uangnya?" tanya Adi. "Pakai uang kamu dulu nanti sampai kost-kostan aku ganti", jawab Dilan. "Okee.." tak selang lama Dilan kembali .
"Kok beli tiga?" tanya Dilan. "Hehe.. Kan aku juga mau, nah ini buat Ani, ini buat Dilan, dan ini buat aku", kata Adi. "Makasih kak Adi", kata Ani.
"Iya adik manis". "Udah yuk lanjut", kata Dilan.
Sesampainya di tempat pengumuman.
"Ibu........". "Ani sayang kamu kemana aja, ibu kawatir sama kamu", kata ibu Ani sambil memeluknya.
"Maaf bu tadi Ani lihat eskrim, trus nggak taunya ibu udah pergi", jawab Ani. "Ya udah, jangan diulangi lagi, kalau mau eskrim bilang sama ibu", Ani hanya mengangguk sambil makan eskrimnya.
"Terima kasih ya mas.... Udah nolongin anak saya dibeliin eskrim pula, perkenalkan saya Susi ibunya", kata bu Susi.
"Iya bu, sama-sama saya ikhlas kok", jawab Dilan. "Eiitttsss, aku juga nolong tau, yang bener itu kita ikhlas, hehe", celetuk Adi. Ada sms masuk di hp Dilan dari Kea. Dilan kita udah selesai, cepet ke restoran mau makan nggak?.
"Bu, kami permisi dulu, udah ditunggu teman, ayo Adi Kea udah sms katanya udah selesai", kata Dilan. "Oh ya udah, permisi dulu ya bu... Da.. Dah... Adik manis", kata Adi sambil melambaikan tangan, Ani membalasnya.
"Eh, nak Dilan ini ada kue nanti dimakan sama temen-temen", kata bu Susi. "Nggak usah bu", kata Dilan. "Rejeki itu nggak boleh ditolak, kata Adi sambil menerima kotak kue. "Makasih ya bu", kata Adi.
"Permisi", kata mereka bersamaan. Mereka segera menuju restoran.
Setibanya di restoran ternyata Kea, Eja dan Tera sudah di sana. Adi dan Dilan menghampiri mereka. "Kok lama banget sih? udah laper tau nunggu kalian", kata Eja.
"Maaf tadi nolongin anak manis dulu cari ibunya", kata Adi. "Terus udah ketemu belum", tanya Kea kawatir. "tenang aja udah kok", jawab Dilan.
"Lihat nih dikasih kue juga malah", kata Adi sambil mengangkat kotak kue yang dibawa.
"Yah udah cepet duduk kita makan bareng", kata Eja. Mereka akhirnya makan bareng dan setelah kenyang mereka pulang naik mobil Tera, dengan Tera sebagai sopirnya, uppss.... salah maksudnya pengemudinya, maklum cuma Tera yang bisa mengemudi mobil. Mereka saling bercerita tentang berbagai hal sampai mereka tertawa berbahak- bahak.
Di lampu merah ada seorang pengemis yang meminta kepada mereka. "mbak mas tolong saya, anak saya kelaparan belum makan dari pagi", kata si pengemis. Mereka merasa iba, dan memberikan kue dari ibu Susi tadi dan memberikan sedikit uang. "Ini bu ada kue dan sedikit rejeki semoga bermanfaat", kata Kea.
"Terimakasih mbak, semoga mendapat balasan dari yang di atas" jawab si pengemis. Lampu berganti hijau. "mari bu", kata Kea. Mobil kembali meluncur ke jalan.
"Kok dikasih uang segala sih kan mintanya cuma makanan?" tanya Tera. "Kasihan tau", jawab Eja. "Siapa tahu kalau dia bohong, kan sekarang banyak pengemis yang ternyata itu kaya", argumen Tera.
"Jangan suudzon kayak gitu, emang bener kita nggak tau dia bohong atau nggak, tapi sebagai sesama manusia kita harus tetap menolong orang yang kesusahan", nasihat Kea. "Yuppsss betul sekali", kata Dilan. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing - masing diantar oleh Tera. Hari itu jalan- jalan yang berkenang untuk mereka. Semua kisah yang terjadi hari itu menjadi pelajaran bagi mereka bahwa berbuat kebaikan itu selalu ada jalan, menuntut ilmu itu sebuah kewajiban dan menolong sesama manusia itu merupakan tabungan menuju surga. Oleh karena itu kita harus senantiasa berbuat baik selama nafas ini masih berhembus.
End
mksih cantik
ReplyDelete