Essay Peran eElemen Kampus dalam Mengembangkan bakat dan minat Mahasiswa
ELEMEN KAMPUS BUKAN SATU-SATUNYA WADAH UNTUK
MENGEMBANGKAN BAKAT DAN MINAT MAHASISWA
Oleh : Hijrah Anggraini Nashuha (D1 Pajak/2-41)
Kampus
merupakan tempat untuk belajar, mengembangkan ilmu pengetahuan, bersosialisasi,
berinteraksi, serta tempat bertanya dan menjawab. Sistem kampus yang hampir
menyerupai negara, dengan orang-orangnya yang beragam. Maka sangat lumrah jika
kita sering melihat banyak mahasiswa yang rela mengorbankan waktunya,
memberikan seluruh hidupnya di kampus.
Mahasiswa,
kampus, dan gerakan kemahasiswaan adalah perpaduan yang seharusnya bisa terus
beradaptasi dengan zaman. Dengan kondisi zaman yang seperti ini, sudah
waktunya, kita, mahasiswa, menaikan kapasitas diri dengan terus mengeksplor
lebih jauh, lebih dalam, dan lebih luas dari sebelum-sebelumnya. Dimulai dari
diri kita, lalu dunia.
Namun
kenyataannya tak sedikit dari mahasiswa sekarang hanya menjadikan elemen kampus
sebagai tempat untuk mengisi waktu luang, atau sekadar menaikkan pamor di
kampus. Menjadi anggota BEM misalnya, tentunya ada kebanggaan tersendiri ketika
menjadi bagian dari elemen kampus yang memiliki posisi tinggi di setiap kampus.
Bagaikan sebuah Negara, BEM adalah presiden dari elemen kampus. Dengan demikian
masih samakah fungsi elemen kampus
menjadi wadah untuk minat dan bakat bagi mahasiswa?
Seperti
yang kita ketahui bahwa bukan hanya satu dua dari mahasiswa yang sebenarnya
belum menetapkan tujuan/goal dari hidupnya. Hanya mengikuti alur kehidupan yang
membawanya pergi. Jalankan memikirkan untuk mengembangkan bakat dan minat.
Bahkan bakat dan minat yang ada dalam diri sendiri pun tak tau. Disinilah
fungsi elemen kampus mulai bekerja, tak hanya satu dua elemen kampus di setiap
universitas. Di PKN STAN misalnya, lebih dari 40 elemen kampus berdiri di
kampus ini. Hal ini tentu membuktikan betapa tingginya hasrat mahasiswa selain
mengejar nilai akademik saja. Ya, harus diakui bahwa kampus tanpa elemen
kampus/ kegiatan ekstrakuliker seperti makan nasi tanpa lauk, hambar, tak ada
rasa. Kembali lagi di awal hanya mengikuti alur tahu-tahu lulus, tak ada kesan
apalagi kenangan.
Elemen
kampus mulai mengisi kehidupan mahasiswa yang awalnya tak tahu apa bakat dan
minatnya kemudian dengan adanya elemen kampus mulai menata hidup selama perkuliahan dan mengembangkan bakat
dan minatnya. Tak tanggung-tanggung, medali emas, berbagai kejuaraan disabet
oleh elemen kampus. Namun seperti yang sejak awal saya tekan kan bahwa
sesungguhnya elemen kampus bukan satu-satunya wadah untuk menemukan, dan
mengembangkan bakat dan minat mahasiswa. Tak seharusnya mahasiswa terkungkung
dalam paradigma bahwa hanya elemen kampus yang menjadi satu-satunya wadah
mengembangkan bakat dan minat semasa perkuliahan. Salah besar! Apa itu berarti
mahasiswa yang tidak mengikuti elemen kampus berarti tak memeliki minat juga
bakat? Tak punya tujuan hidup? Dianggap cupu karena selesai kuliah langsung
pulang?
Apakah
menjadi kebanggaan ketika dari pagi hingga malam di kampus? Mengikuti elemen
kampus ini dan itu, kegiatan ini itu yang menguras tenaga, materi juga waktu.
Ya, tentu kebanggan menjadi aktivis di kampus. Tapi bukan itu sesungguhnya
fungsi elemen kampus, bukankah elemen kampus ada untuk mengembangkan minat dan
bakat mahasiswa? Maka jadikanlah elemen kampus itu menjadi perkumpulan
mahasiswa yang saling mendukung untuk menorehkan prestasi. Bukan hanya
perkumpulan untuk bersenang-senang, atau menghabiskan waktu dari pagi hingga
petang hanya untuk tertawa dan menertawakan.
Seringkali
mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan / elemen kampus, yang ke kampus hanya
untuk kuliah kemudian pulang dianggap cupu. Katanya rugi kalau kuliah hanya
kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Tapi tahukah kita bahwa, mereka yang
mungkin dianggap kupu-kupu memiliki kesibukan lain yang jauh lebih
mengembangkan bakat dan minatnya disbanding mengikuti elemen kampus. Mungkin
mereka sibuk mencari rezeki membiayai kuliahnya, mungkin mereka sibuk mengurus
tokonya yang berkembang pesat, mengurusi online shop yang kebanjiran order, dan
lain sebagainya. Mungkin memiliki tanggung jawab di rumah untuk menjaga
keluarga. Tanggung jawab memiliki penghasilan untuk meringankan beban keluarga
atau bahkan masyarakat sekitarnya. Memiliki tanggung jawab kepada mereka-mereka
di luar kampus, yang memang butuh pertolongan orang-orang yang rela memberikan
waktunya untuk sekadar datang dan membuat mereka bahagia. Setiap orang punya cara masing-masing untuk
menjadikan diri mereka berguna, sekali lagi elemen kampus bukan satu-satunya
tempat untuk mengmbangkan bakat dan minat. Mereka yang pasif di kampus dan
aktif di luar sana, selama itu kegiatan yang positif berguna bagi dirinya, dan
orang lain. Maka itulah tempat baginya untuk mengembangkan bakat dan minat.
Pergerakan
kemahasiswaan sendiri memiliki arti yang
cukup luas. Setiap mahasiswa memiliki batasannya masing-masing dalam melabeli
gerakan kemahasiswaan. Namun pada dasarnya, bagiku gerakan itu memiliki 3 kata
kunci: Bergerak aktif, melakukan perubahan, dan berdampak bagi diri sendiri
juga sekitar.Maka, janganlah kita meremehkan mereka, yang hanya menjadi
kupu-kupu di kampus tetapi menjadi naga di luar sana. Karena di luar sana
mahasiswa yang hanya kupu-kupu di kampus bergerak aktif, mengembangkan bakatnya
juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Jangan sampai kita
sebagai mahasiswa dikacamata-kuda-kan. Diberi satu pintu saja untuk menjadi
orang hebat. Banyak cara untuk berkarya, mengabdi, dan mengusahakan solusi bagi
masyarakat. Jangan merasa minder dengan apa yang kita punya. Setiap orang
memiliki potensinya masing-masing. Justru jangan mau disatu-warna-kan. Buatlah
warna-warni dunia ini dengan karya pada bidang kita masing-masing. Selama itu
bergerak, menghasilkan perubahan, dan berdampak bagi diri sendiri dan sekitar,
serta kamu masih berstatus mahasiswa, maka gerakan itu adalah gerakan kemahasiswaan.
Comments
Post a Comment