MATA KULIAH EKONOMI MIKRO “ Keseimbangan Umum & Efisiensi”
MATA KULIAH EKONOMI MIKRO
“ Keseimbangan
Umum & Efisiensi”
1.
Analisis Keseimbangan Umum
Analisis
keseimbangan umum merupakan analisis keseimbangan pasar (harga dan kuantitas)
yang mempertimbangkan semua pasar. Hal ini dikarenakan sebenarnya antara pasar
yang satu dengan yang lain itu saling berkait. Harga di pasar tertentu akan
memengaruhi penentuan harga di pasar lain, oleh karena itu semua pasar harus
dipertimbangkan.
Dalam
memahami keseimbangan umum, kita dapat menggunakan contoh.
Misal,
terdapat pasar Bioskop dengan fungsi permintaan dan penawaran tertentu,
sehingga harga tiket keseimbangannya adalah $6. Kemudian Pemerintah mengenakan
pajak $1/ tiket sehingga kurva Penawarannya bergeser ke atas (kiri) dan membuat
harga tiket yang dibayar pembeli menjadi $6,35.
Dalam
analisis general equilibrium, efek dari pengenaan pajak tadi masih berlanjut.
Yaitu ke pasar Sewa DVD. Misal sebelum ada pajak tiket Bioskop, keseimbangan
harga pasar sewa DVD adalah $3. Namun, karena harga tiket Bioskop naik dan sewa
DVD adalah barang substitusi dari tiket bioskop, permintaan sewa DVD akan naik.
Akibatnya harga keseimbangan barunya $3,5.
Kenaikan
harga sewa DVD ini akan kembali memengaruhi pasar tiket bioskop (feedback
effect), yaitu menggeser kurva permintaan ke atas (kanan). Yang menyebabkan
harga tiket naik menjadi $6,75. Kenaikan
harga tiket ini akan kembali menggeser kurva permintaan sewa DVD. Proses ini
akan terus berlangsung, hingga konvergen. Dimana kurva permintaan tiket DM* dan
kurva permintaan sewa DVD DV*. Dimana harga keseimbangan tiket $6,82 dan harga
keseimbangan sewa DVD $3,58
2.
Efisiensi dalam Pertukaran
a.
Keuntungan
Dalam Perdagangan
· Pertukaran (exchange)/ perdagangan
(trade) akan terjadi jika kedua pihak diuntungkan (mutually beneficial)
· Pertukaran akan menguntungkan jika
harga pertukaran berada dalam rentang MRS masing-masing pihak.
Misalnya seperti contoh di samping.
Misal James mempunyai MRS ½ clothing untuk 1 food, sedangkan Karen 3 clothing
untuk 1 food. Saat harga pertukaran 1 food untuk 1 clothing, makakedua pihak
akan better-off
b.
Diagram
Edgeworth
Diagram Edgeworth menunjukkan semua alokasi barang dan jasa yang
mungkin antara dua pihak dengan jumlah barang dan jasa yang sudah ditentukan
c.
Efisiensi
Pertukaran
·
Pareto efficiency adalah keadaan yang paling optimal, tiap individu
tidak akanmemperoleh utilitas yang lebih tinggi tanpa mengurangi utilitas pihak
lain.
·
Titik E, F,
G di samping adalah contoh alokasi yang efisien (pareto efficiency)
·
Garis yang
menghubungkan titik-titik hasil pertukaran optimal yang menghasilkan alokasi
yang efisien (pareto efficiency) ini disebut contract curve.
d.
Ekuilibrium
di Pasar Persaingan
·
Efisiensi di
Pasar Persaingan Sempurna dapat ditunjukkan dengan menganalisis Diagram
Edgeworth.
·
Dalam pasar
persaingan sempurna, jumlah barang yang diminta akan sama dengan jumlah barang
yang ditawarkan, tidak ada excess supply dan excess demand.
·
Dalam pasar
persaingan, harga 2 barang akan menentukan syarat pertukaran/perdagangan antar
konsumen.
·
Jika A
adalah alokasi awal barag tersebut dan garis harga PP’ menunjukkan rasio harga
(Pf/Pc), pasar persaingan akan mencapai equilibrium di titik C.
·
Titik C ini
merupakan titik singgung kedua kurva indiferens.
·
Akibatnya,
ekuilibrium Pasar Persaingan adalah
efisien.
Oleh karena
itu, dari perspektif konsumen terhadap competitive equilibrium dapat
disimpulkan sebagai berikut:
·
Karena IC
tersebut saling bersinggungan satu sama lain di equilibrium tersebut, semua MRS
adalah sama.
·
Karena IC
tersebut bersinggungan dengan price line, masing-masing MRS akan sama dengan
price ratio.
3.
Efisiensi dalam Produksi
a.
Efisiensi
Input
Sering disebut Efisiensi
Teknis, yaitu kondisi di mana perusahaan menggabungkan input untuk menghasilkan
output tertentu semurah mungkin.
Penggunaan input dikatakan
efisien, jika:
ü Untuk memproduksi output dengan jumlah tertentu, digunakan input yang
semurah mungkin. Atau,
ü Dengan kombinasi input tertentu, output dengan kualitas tertentu dihasilkan
sebanyak mungkin.
b.
Production
Possibilities Frontier
·
PPF atau
Batas Kemampuan Produksi. Dalam
PPF dikenal terminologi Marginal rate of transformation (MRT) atau Tingkat
Transformasi Marjinal. Semakin ke kanan, nilai MRT semakin besar.
·
MRT adalah Jumlah kuantitas output 2
(sumbu y) yang harus dikorbankan untuk memproduksi output 1 (sumbu x) satu unit
lebih banyak.
·
Misal dalam gambar di samping MRT di
titik B adalah 1 dan di titik D adalah 2. MRT = 2 berarti untuk memproduksi
food 1 unit lebih banyak, produksi clothing harus dikurangi 2 unit.
·
Pada setiap titik di sepanjang
perbatasan, kondisi berikut ini berlaku :
MRT = MCf / MCc
·
PPF adalah
kurva yang menggambarkan kombinasi dua output yang bisa diproduksi dengan
jumlah input yang sudah ditentukan.
·
Kurva di
atas adalah contoh PPF, atas sejumlah input untuk memproduksi clothing atau
food.
·
Titik B, C,
D adalah contoh alokasi input yang efisien karena berada dalam PPF. Sedangkan
kombinasi output A adalah kurang efisien karena tidak mencapai PPF.
·
Titik OF
berarti semua input digunakan untuk memproduksi clothing saja (60 unit),
sedangkan OC berarti tidak ada clothing yang diproduksi, semua input untuk
memproduksi food (100 unit).
·
Agar ekonomi menjadi efisien, barang tidak hanya perlu diproduksi dalam
biaya yang minimal, namun harus diproduksi sesuai willingness to pay konsumen.
·
MRS juga
merupakan ukuran willingness to pay. Sehingga:
𝑀𝑅𝑆 = 𝑀𝑅𝑇
·
Jika tidak
terpenuhi, ekonomi tidak efisien. Misal saat MRT = 1 dan MRS = 2 berarti jumlah
food yang diproduksi terlalu sedikit.
c.
Efisiensi
Pasar Output
·
Ketika Pasar
output bersaing sempurna, semua konsumen mengalokasikan anggaran mereka
sehingga tingkat marjinal mereka substitusi antara dua barang setara dengan
rasio harga. Untuk dua barang, makanan dan pakaian, maka : MRS = Pf / Pc
·
Pada saat yang sama, setiap perusahaan yang memaksimalkan laba akan
menghasilkan output sampai ke titik di mana harga sama dengan biaya marjinal.
Sekali lagi, untuk dua barang, Pf = MCf
dan Pc = MCc
·
Karena
tingkat transformasi marjinal sama dengan rasio biaya marjinal produksi, maka MRT = MCf/MCc = Pf/Pc = MRS
·
Misal rasio
harga di pasar adalah Pf1/pc1, produsen akan memproduksi pada kombinasi A. Di
sisi lain, konsumen akan mengonsumsi kombinasi B
·
Di sini akan
terjadi excess demand of food dan excess supply of clothing. Pasar tidak
efisien
·
keadaan
efisien akan terjadi saat rasio harga di pasar P*f/p*c', yaitu saat MRT=MRS=p*f/p*c'
4.
Keuntungan Perdagangan Bebas
·
Keuntungan
perdagangan bebas dibagi menjadi dua yaitu keuntungan komparatif dan keuntungan
absolut.
·
Keuntungan
komparatif adalah Sebuah
negara dikatakan mempunyai keunggulan komparatif untuk barang 1 jika
perbandingan biaya produksi barang 1 dengan biaya produksi barang 2 lebih
rendah dibandingkan dengan negara lain, dan sebaliknya.
·
Keuntungan
absolut adalah Saat sebuah
negara mempunyai produktivitas yang lebih baik, dalam artian mempunyai cost
of production yang lebih kecil, dibanding negara lain untuk semua jenis
produk dapat dikatakan negara tersebut mempunyai keunggulan mutlak
· Sebuah negara dapat melakukan spesialisasi (produk ekspor) atas
barang dengan keunggulan komparatif kemudian melakukan perdagangan untuk
memperoleh gain
· Contoh Keuntungan Komparatif
ü Dalam
satu hari, Holland bisa memproduksi 24 Lb Cheese atau 12 Galon Wine atau
kombinasi seperti 18 Lb Cheese dan 3 Galon Wine.
ü Sebaliknya,
dalam satu hari, Italy bisa memproduksi 4 Lb Cheese atau 8 Galon Wine atau
kombinasi seperti 3 Lb Cheese dan 2 Galon Wine.
ü Mereka
bisa melakukan spesialisasi sesuai keuanggulan komparatif kemudian melakukan
perdagangan. Misal harga perdagangannya adalah 1 cheese untuk 1 Wine.
ü Holland
memproduksi 24 Lb Chese dan Italy memproduksi 8 Galon Wine.
ü Misal
Holland dan Italy melakukan perdagangan 6 Cheese dengan 6 Galon Wine.
ü Setelah
perdagangan, Holland akan memperoleh 18 Lb Cheese dan 6 Galon Wine. Sedangkan
Italy, akan memperoleh 6 Lb Chese dan 2 Galon Wine.
ü Apakah
ini menguntungkan? Ya.
ü Untuk Holland, jika memproduksi 18 Lb
Cheese (18 jam kerja) maka Wine yang bisa diproduksi untuk 6 jam kerja adalah 3
Galon Wine.
ü Untuk
Italy, jika memproduksi 2 Galon Wine (6 jam kerja) maka akan memperoleh 3 Lb
Cheese
·
Dengan melakukan spesialisasi kemudian
melakukan perdagangan, kedua negara akan memperoleh gains from trade.
·
Untuk kasus Holland bisa dilihat dalam
grafik.
·
Saat tidak melakukan spesialisasi dan
perdagangan, competitive equilibrium akan ada di titik A. Persinggungan antara
MRT, MRS, dan rasio harga. Rasio harganya adalah 2.
·
Setelah melakukan perdagangan
internasional, rasio harganya adalah 1. (Ingat pertukarannya: 6 cheese untuk 6
wine).
·
Pada keadaan ini, produksi dalam negeri
adalah di titik B. Sedangkan konsumsi nya adalah titik D.
·
Holland akan mengekspor Cheese sebesar
CB -CD dan mengimpor Wine sebesar WD -WB.
·
Terlihat konsumsi D lebih memuaskan
daripada A (sebelum perdagangan) karena U2 > U1.
Comments
Post a Comment