karya gagal terbit
Aku ingin amnesia tentangmu
(Hijrah Anggraini Nashuha)
airmataku kembali mengenang di pelupuk mata
mengingat parlakuan mantan kekasihku selama ini. Aku begitu percaya diri bahwa
ia mencintaiku. Hinggta tanpa kusadari rasa itu telah hilang dari hatinya. Kubuka
satu per satu album foto. Terlihat potret sepasang kekasih yang sedang
tersenyum. Aku hanya menangis mengingat kenangan itu. Kenangan antara aku dan
dia.
Semua itu berawal saat ia mengenal temanku. Mulanya
mereka biasa saja hanya sebatas kenal. Namun tanpa
kesadari mereka semakin dekat. Saat aku tahu kedekatan mereka jujur aku sakit.
Kuutarakan rasa ketidaksukaanku pada pacarku tentang hubungan mereka.
"sayang aku nggaj suka kamu terlalu dekat sama dia"kataku.
"sayang percayalah, aku sama dia nggak ada apa- apa kami cuma berteman. Cintaku cuma buat kamu " katanya menatapku. Kulihat bola matanya ada keyakinan di sana. Aku tersenyum mendengar penuturannya. Aku meyakinkan diriku bahwa cintanya hanya untukku. Sedikit banyak hal ini membuatku lega
"sayang aku nggaj suka kamu terlalu dekat sama dia"kataku.
"sayang percayalah, aku sama dia nggak ada apa- apa kami cuma berteman. Cintaku cuma buat kamu " katanya menatapku. Kulihat bola matanya ada keyakinan di sana. Aku tersenyum mendengar penuturannya. Aku meyakinkan diriku bahwa cintanya hanya untukku. Sedikit banyak hal ini membuatku lega
Semua itu tak berlangsung lama saat tanpa sengaja
aku melihat mereka sedang berduaan di taman. Ingin aku tetap verpikir positif
bahwa mereka hanya berteman. Kudekati mereka namun langkahku terhenti saat
kulihat mereka bergandengan tangan dan saling melempar senyum. Sebesar apapun
aku berpikir positif, jika orang lain yang melihatnya sudah jelas mereka
selingkuh. Tak terasa air mataku menetes. Segera kupergi dari tempat itu. Tak
ingin melihat kemesraan mereka lebih jauh.
Malam harinya ia ke
rumahku. Aku bersikap seolah- olah tak terjadi apa- apa. Karena aku takut akan
kehilangannya. Aku tak akan mampu jika itu terjadi. Iapun juga bersikap biasa
saja seolah- olah ia tidak selingkuh di belakangku.
"aku mencintaimu" kataku tiba - tiba. Kulihat ia tersenyum, senyum yang berbeda dari yang kulihat tadi siang. Terkesan kaku dan terpaksa. "aku juga" balasnya.
"aku mencintaimu" kataku tiba - tiba. Kulihat ia tersenyum, senyum yang berbeda dari yang kulihat tadi siang. Terkesan kaku dan terpaksa. "aku juga" balasnya.
Malam telah larut ia
pulang kini aku sendirian. Dalam kesendirian ini aku termenung. Bayangkan tadi
siang selalu teringat meski aku ingin melupakannya. Aku tak bisa tidur
semalaman, hingga pagi menyingsing tak sedikit pun aku tidur. Aku segera mandi
dan bersiap - siap untuk bekerja. Aku bekerja sebagai pegawai di sebuah
perusahaan. Tanpa sarapan aku langsung berangkat tak ingin terlambat dalam
bekerja. Aku biasa naik kendaraan umum.
Saat di jalan kulihat pacarku dan temanku
boncengan. Hati ini terasa teriris- iris. Ingin kuhentikan mereka tapi apa daya
keadaan tak mendukungku. Aku saja jarang diboncengi oleh pacarku tapi dia bisa
mendapatkan itu dengan mudahnya.
Semua ingatanku tentangmereka membuatku tidak fokus
bekerja. Apa yang terjadi denganku? Tidak bisakah aku melupakan masalah ini
barang sejenak. Akhirnya pekerjaanku hari ini selesai meski pikiranku tak bisa
fokus pada pekerjaan. Kuambil ponselku dari tas.
"halo..." kataku.
"........"
"aku ingin kita bertemu di kafe depan perusahaan tempatku bekerja, sekarang" kataku.
"........"
"aku tunggu" kataku menutup telpon.
"halo..." kataku.
"........"
"aku ingin kita bertemu di kafe depan perusahaan tempatku bekerja, sekarang" kataku.
"........"
"aku tunggu" kataku menutup telpon.
Segera aku menuju kafe
yang kusebutkan. Tak selang lama orang yang kutunggu datang. Ia mulai mendekat
dan duduk di hadapanku.
"ada apa sayang?" katanya.
"aku rindu sama kamu" dustaku meski memang aku merindukannya. Sungguh saat ia ada di hadapanku aku tak bisa mengutarakan tujuan utamaku.
"katakanlah sayang, aku tahu kamu nggak akan minta bertemu kalau nggak ada hal yang penting" tebaknya. Itu memang benartapi sulit bagiku untuk mengatakannya.
"ekhm, tadi pagi aku melihatmu berboncengan dengan dia" kataku.
"benarkah, terus kenapa?" tanyanya.
"apa kalian punya hubungan?" tanyaku.
"tentu....kami teman" katanya. Deg... Hatiku mencelos mendengarnya.
"benarkah kalian hanya berteman?" tanyaku mencoba bersabar.
"tentu sayang" katanya tersenyum.
"huh, teman kau bilang, kalian berduaan di taman sambil bergandengan tangan, boncengan tanpa jarak dan berpelukan, itukah yang dinamakan teman?" tanyaku emosi.
"kau sudah tahu?" tanyanya terkejut.
"sudah tahu apa? Sudah tahu kalau kau selingkuh? Benarkah? Benarkah kau selingkuh?" tanyaku.
"maafkan aku" sesalnya.
"ternyata benar, selama ini ini aku selalu mensugestikan diriku bahwa kau pacar yang setia dan mencintaiku, tapi mengapa KAU SELINGKUH?" teriakku sambil menangis.
"maafkan aku, aku tahu kamu wanita yang baik, bahkan terlalu baik untukku. Tapi kamu terlalu acuh dengan hubungan kita, kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu dan tak pernah memiliki waktu untukku" katanya.
"aku bisa memperbaikinya jika kau mau, aku akan menjadi pacar yang perhatian" kataku. "terlambat, rasa cintaku padamu telah tak ada, aku mencintai dia" katanya.
"tapi aku mencintaimu, kita bisa memulainya dari awal lagi. Kumohon aku mencintaimu" kataku.
"maafkan aku, kurasa kita harus berpisah. kuharap kau akan mendapatkan seseorang yang lebij baik dariku" katanya pergi meninggalkanku sendiri. Aku menangis sejadi-jadinya tak peduli tatapan orang-orang padaku.
"ada apa sayang?" katanya.
"aku rindu sama kamu" dustaku meski memang aku merindukannya. Sungguh saat ia ada di hadapanku aku tak bisa mengutarakan tujuan utamaku.
"katakanlah sayang, aku tahu kamu nggak akan minta bertemu kalau nggak ada hal yang penting" tebaknya. Itu memang benartapi sulit bagiku untuk mengatakannya.
"ekhm, tadi pagi aku melihatmu berboncengan dengan dia" kataku.
"benarkah, terus kenapa?" tanyanya.
"apa kalian punya hubungan?" tanyaku.
"tentu....kami teman" katanya. Deg... Hatiku mencelos mendengarnya.
"benarkah kalian hanya berteman?" tanyaku mencoba bersabar.
"tentu sayang" katanya tersenyum.
"huh, teman kau bilang, kalian berduaan di taman sambil bergandengan tangan, boncengan tanpa jarak dan berpelukan, itukah yang dinamakan teman?" tanyaku emosi.
"kau sudah tahu?" tanyanya terkejut.
"sudah tahu apa? Sudah tahu kalau kau selingkuh? Benarkah? Benarkah kau selingkuh?" tanyaku.
"maafkan aku" sesalnya.
"ternyata benar, selama ini ini aku selalu mensugestikan diriku bahwa kau pacar yang setia dan mencintaiku, tapi mengapa KAU SELINGKUH?" teriakku sambil menangis.
"maafkan aku, aku tahu kamu wanita yang baik, bahkan terlalu baik untukku. Tapi kamu terlalu acuh dengan hubungan kita, kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu dan tak pernah memiliki waktu untukku" katanya.
"aku bisa memperbaikinya jika kau mau, aku akan menjadi pacar yang perhatian" kataku. "terlambat, rasa cintaku padamu telah tak ada, aku mencintai dia" katanya.
"tapi aku mencintaimu, kita bisa memulainya dari awal lagi. Kumohon aku mencintaimu" kataku.
"maafkan aku, kurasa kita harus berpisah. kuharap kau akan mendapatkan seseorang yang lebij baik dariku" katanya pergi meninggalkanku sendiri. Aku menangis sejadi-jadinya tak peduli tatapan orang-orang padaku.
Meski ia telah pergi, tapi rasa cinta ini tak
pernah pergi. Justru semakin hari semakin bertambah. Diakhir perpisahan kami ia
mendoakan agar aku bertemu dengan orang yang lebih baik darinya. Tapi menurutku
dialah yang terbaik. Mungkin kami memang tak berjodoh tapi sulit bagiku untuk
menghilangkan rasa ini. Ingin rasanya ku amnesia, amnesia tentang dirinya.
Melupakan ingatan-ingatan yang selalu membuatkku tersenyum dan menangis
bersamaan. Kuharap Tuhan memberikan anugerah itu bagiku. Tapi ternyata tidak,
aku masih ingat dan selalu ingat. Entah sampai kapan akupun tak tahu. Biar
waktu yang menjawabnya.
END
mohon kritik sarannya afar saya tahu, dan bisa membenahi :)
Comments
Post a Comment