cerpen tema cinta segitiga (judul : peka)

Tema :Cinta Segitiga
Judul : Peka
Penulis : Hijrah A. N.

Terdiam aku melihat kemesraan Guntur dan Santi. Rasanya sakit jika harus melihat mereka bermesraan di hadapanku. Tidakkah mereka peka, hatiku sakit. Bergandengan tangan, sambil melempar senyuman satu sama lain. Guntur dan Santi berjalan menghampiriku.
"Hai, Don!" sapa Guntur.
"Hai," balasku dengan muka masam.
Kulihat Santi melepas tautan jari mereka. Hah! Apakah itu tanda kepekaannya? Entahlah, aku tak tahu!
"Ih, sayang kok dilepas sih?" tanya Guntur.
"Ehm, nggak enak aja," jawab Santi kikuk.
"Sayang, kenapa harus nggak enak?" tanya Guntur sambil merangkul Santi.
"Donny itu kan temannya kita! Iya kan Don?" tanya Guntur padaku.
Aku hanya mengangguk membalas pertanyaannya. Tambah pilu saja, ini hati.
Kali ini kulihat Santi melepas rangkulan Guntur dari bahunya. "Berat tahu!" gerutunya.
"Hehe.., maaf ya sayang," ucap Guntur.
Percakapan mereka sungguh membuatku muak. Lebih baik aku pergi dari hadapan mereka.
"Maaf, aku harus pergi," ucapku berlalu meninggalkan mereka. Tak peduli lagi tanggapan mereka tentangku.

Aku mencintai Santi, namun sayang Guntur lebih dulu memilikinya. Dan aku tak ingin, pertemananku hancur hanya karena seorang gadis. Meski kadang, harus kuakui ada niat untuk mengungkapkan perasaanku ini. Ada niat, untuk merebut Santi dari Guntur. Tapi aku selalu ingat akan hubungan pertemanan kami. Biarlah, biarlah hatiku yang sakit di sini. Biarlah aku makan hati tiap melihat kemesraan mereka. Terbakar cemburu dalam api cinta. Tapi beginilah adanya, diam adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan.

Kulangkahkan kaki menyusuri taman sekolah. Memandang langit yang tampak cerah.
"Huh, aku tak tahan lagi Tuhan," ucapku pelan.
"Donny..!" panggil seseorang. Kuarahkan pandanganku ke belakang. Barulah kusadari Santi berlari menuju arahku.
"Apa?" tanyaku mencoba cuek padanya.
Satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk menutupi rasa cintaku.
"Aku tahu! Aku tahu kau..," ucapnya terputus karena ngos-ngosan.
"Apa?" ucapku dingin.
"Aku tahu kau suka padaku!" ucapnya.
Deg.., jantungku seolah berhenti berdetak. Sial! Akankah semua akan rusak setelah ini?
"Kau tahu aku menyukaimu, kau bilang kau juga menyukaiku! Tapi kenapa kau mau jadi pacarnya Guntur sahabatku?" ucapku terpancing emosi.
"Aku.., aku hanya.., aku tak tahu! Aku nyaman bersamanya," ucapnya sembari menangis.
Ya Tuhan, aku paling tak tega melihat perempuan menangis.
"Berhentilah menangis," ucapku lembut.
"Maaf, sungguh aku minta maaf. Aku tak ingin merusak hubungan pertemanan kalian. Aku tahu kalian bersahabat, aku mencintaimu, tapi aku menjadi pacar Guntur. Aku tak tahu mengapa bisa seperti ini?" ucapnya masih tersedu.
"Biar saja!" tegasku.
Kulihat ia mendongak, berharap penjelasan lebih dariku.
"Biar saja seperti ini, aku tak ingin melukai siapapun. Bukankah kau nyaman dengannya? Itu cukup untuk sebuah hubungan, aku akan menyimpan rasa ini. Hingga waktu yang kunanti tiba," ucapku meninggalkannya .

Aku takut, aku akan goyah jika aku masih saja di sana. Ternyata Santi peka akan perasaanku. Tapi apalah arti peka saat ini, kala semua telah salah.

Sragen, 13 Maret 2016

NB: cerpen ini pernah saya ikutkan dalam event di grup asrama facebook, dan tidak lolos karena itu saya posting diblog ini. jika ada pihak yang merasa dirugikan, silakan hubungi saya. Nama facebook hijrah anggraini n

Comments

Popular posts from this blog

ARTIKEL BADMINTON/BULU TANGKIS DALAM BAHASA INGGRIS DAN ARTINYA

CONTOH SOAL AKUNTANSI (transaksi)

contoh soal akuntansi buku besar pembantu