Opiniku Tentang Perfilman Indonesia

Derajat Perfilman Indonesia



sumber : http://rydist-hact.blogspot.co.id

Dunia film dari tahun ke tahun semakin berjaya. Berbagai genre film di produksi di Indonesia. Mulai dari horror yang bikin teriak-teriak ketakutan sampai kebawa mimpi. Ada mbah pocong, kuntilanak sampai genderuwodan setan-setan lainnya yang bergentayangan. Tapi seremnya film Indonesia itu cuma bikin kaget ketika muncul hantu-hantunya dengan kesan mendadak, sekonyong-konyong di depan kamera. Cuma bikin jerit karena kagetnya, sebenarnya untuk dari segi cerita horror tidak begitu horror, setan-setannya juga masih kelihatan kalau itu manusia. Mungkin ceritanya yang sadis-sadis itulah membuat horornya terasa mencekam, apalagi nonton sendirian gelap-gelapan pula. Aku pribadi sudah pingsan, karena emang takut sama film horror.

Ada juga film romantis dengan adegan-adegan klise yang sering banget terjadi, tabrakan, adu pandang terus jatuh cinta. Lagi nyari-nyari satu tempat cuma lewat doang nggak ketemu, tabrakan si pemeran pria menopang pemeran wanita ada angin lewat dan mulailah kisah cinta. Belum lagi gombalan pemeran pria yang bikin enek di telinga saking seringnya denger yang ujung-ujungnya cuma playboy. Sekalipun begitu biasanya film romance itu akhirnya happy ending. Tapi ya itu film Indonesia adegannya terlalu klise, entah sinetron ataupun film, awalnya benci akhirnya cinta, awalnya sahabat jadi pacar, berputar di sekitar itu saja. Mengapa tak mencoba hal-hal yang berbeda? Misalnya adegan jatuh cinta di penjara, antara penjaga dan napi, cuma ketemu waktu jam makan tak pernah bicara apalagi gombalan. Tapi setelah keluar mereka nikah. Mungkin juga mainstream dan nggak bagus sih idenya, tapi seenggaknya beda. Kenapa di penjara dan napi yang harus jatuh cinta? Karena seorang napi pun punya hati dan rasa cinta.

Ada juga film komedi, tapi kebanyakan lucunya garing. Kenapa? Soalnya lucu-lucuannya cuma dari kata-kata pemainnya. Lebih ngeh lagi kalau pemerannya bertingkah konyol, jauh lebih lucu pastinya dan ceritanya mungkin juga lebih kelihatan kesan komedinya. Tapi kadang-kadang film komedi itu sedikit vulgar, hal-hal yang vulgar seperti inilah yang dijadikan bahan lawakannya, dan memang kurang etis sepertinya. Tapi kok rakyat Indonesia malah lebih terhibur ya kalau hal-hal vulgar yang dijadikan lawakan?

Ada banyak genre sih ya, religi yang keislam-islaman. Tapi kok kadang di film itu terlalu mustahil untuk terjadi di dunia nyata. Mungkin memang ada karena banyak yang diambil dari kisah nyata. Tentang baiknya seseorang yang bahkan rela kehilangan segalanya meski terus disakiti dan tetap memaafkan. Aduh, kok aku malah ngerasa film-film kayak gini terlalu menghayal. Di dunia nyata? Please deh, nggak usah munafik. Sulit tahu buat maafin orang dengan mudahnya. Ada juga film action, biasanya kalau film Indonesia itu action tapi ada unsure komedi. Jadi actionnya nggak kelihatan keren.

Film Indonesia itu banyak remake dari film luar negeri, nggak semua sih ada juga yang pure asli Indonesia dengan mengambil latar belakang Indonesia. Tapi ada juga yang remake bahkan plagiat. Duh, miris banget kan? Moga aja bisa perfilman Indonesia bisa lebih baik lagi ke depannya. Membuat film-film yang mengangkat budaya bangsa hingga terkenal sampai ke luar negeri sana.

Tapi itu dia masalahnya, sulit bagi perfilman Indonesia untuk menembus pasar dunia. Kenapa? Film Indonesia hanya berkutat dengan keinginan publik/penonton tanpa memperdulikan kualitas. Kalau kata trennya sih ABS (Asal Bapak Senang). Ini nih batu sandungan terbesar buat perfilman Indonesia. Film hanya dibuat untuk memperoleh untung semata. Asal filmnya banyak ditonton orang mereka buat-buat aja, nggak peduli isinya ada pesan moralnya apa nggak, atau itu film ada pendidikannya tidak, pokoknya ABS.

Mungkin hanya itu saja, kalau terlalu panjang nanti kesannya malah menghina. saya juga tahu kritik itu beda sama hinaan. Tapi rasanya hampir sama ketika dikritik tapi tidak ada unsur membangunnya. Cuma ngritik doang tapi nggak ada solusi, emang itu udah mendekati menghina. saya juga pernah mengalami dan rasanya itu nggak enak. Karena itu saya mohon maaf kalau ada pihak yang merasa tersinggung dengan apa yang saya tulis ini. Saya hanya rakyat Indonesia, yang juga menginginkan kebaikan dan kejayaan Indonesia salah satunya di dunia perfilman. Mungkin saya tidak bisa memberi solusi, atau membuat film yang yang lebih baik dari yang ada. Tapi saya tahu di luar sana, mungkin kamu, kamu yang membaca ini akan menjadi salah satu orang yang mengangkat derajat perfilman Indonesia, baik dari segi mutu, kualitas, maupun ekonomi bangsa dan negara. Salam manis, semanis film romantis.

Comments

Popular posts from this blog

ARTIKEL BADMINTON/BULU TANGKIS DALAM BAHASA INGGRIS DAN ARTINYA

CONTOH SOAL AKUNTANSI (transaksi)

contoh soal akuntansi buku besar pembantu